5 Hal yang Mungkin Kamu Temui saat Naik Angkot di Balikpapan

Hampir empat tahun menjadi penduduk Balikpapan dengan tingkat mobilitas yang lumayan tinggi membuat saya cukup akrab dengan yang namanya angkot. Meski ada transportasi umum lainnya seperti taksi dan ojek baik offline maupun online, tapi enggak bisa dimungkiri kalau angkot lebih dekat dengan keseharian saya.

Kalau di tempat lain, angkot mungkin sudah mulai punah, beda dengan Balikpapan. Rupanya meski transportasi online menjamur, tapi angkot masih jadi pilihan masyarakat. Setidaknya, itu info yang saya dapat dari dua rekan di Balikpapan, Mbak Diana dan Mbak Tyas, ketika saya tanya lewat WA.

Ingatan saya kembali ke beberapa tahun silam ketika masih menjadi penghuni kota minyak. Ke mana pun saya pergi, terutama kalau sendiri, angkot seolah selalu siap menemani. Yang saya butuhkan hanya jalan sebentar dari tempat tinggal di Pondok Karya Agung ke jalan besar, tempat angkot lewat. Semudah itu. Sebagai wanita yang sudah menikah tapi belum punya anak, saya pun merasa lebih nyaman naik angkot yang notabene rame-rame ketimbang ojek atau taksi.

Sebagai pendatang pun saya merasa nyaman, enggak was-was. Alhamdulillah selama menggunakan angkot di sana, saya tidak pernah mengalami hal aneh-aneh. Bila pun pernah, mungkin saat saya salah naik angkot yang notabene hal tersebut bukanlah kesalahan sopirnya.

Berkaca dari sudut pandang pendatang yang merantau di “kampung” orang, saya semakin yakin bahwa transportasi publik memiliki peran yang sangat penting untuk menopang kegiatan sehari-hari. Lebih-lebih, bagi pendatang yang tidak membawa serta kendaraan ke tempat perantauan atau masih menunggu datangnya kendaraan pribadi yang sedang dalam proses pengiriman. Dua kondisi tersebut membuat para pendatang mau enggak mau akan “menggantungkan” hidup pada transportasi publik.

Bersyukur, di Balikpapan, pilihan transportasi publiknya beragam. Jika kalian saat ini sedang atau akan merantau atau hanya sekadar jalan-jalan di/ke Balikpapan, tidak ada salahnya mencoba ANGKOT untuk mengantarkan kalian ke tempat tujuan. Setidaknya, akan ada 5 hal yang mungkin akan kalian temui. Apa saja?

  1. Kursi penumpang menghadap depan semua (dan bukan samping). Berbeda dengan di Jawa yang kursi penumpangnya menyamping, angkot di Balikpapan menghadap ke depan semuanya. Mirip dengan angkot di Jawa zaman saya kecil.
  2. Jika ingin berhenti, bukan bilang “KIRI, BANG!”, tapi “STOP!”. Ya, kalau di Jawa, kita kerap kali bilang “kiri” saat mau turun, maka di Balikpapan “stop”.
  3. Jika beruntung, kita akan menemui beberapa fasilitas tambahan, seperti di bawah ini misalnya.
  4. Ada tempat sampahnya. Ya, rata-rata angkot Balikpapan memang menyediakan tempat sampah.
  5. Enggak membingungkan. Untuk pendatang atau wisatawan, angkot di Balikpapan cukup helpful alias enggak membingungkan. Tempat tujuan terpampang nyata di bagian depan. Atau kalau hanya untuk sekadar ingin meyakinkan, kita bisa bertanya langsung ke sopirnya.
Tempat sampah
salah satu contoh fasilitas tambahan
Advertisement