Hari-hariku saat ini seolah enggak jauh-jauh dari baca apa saja terkait coronavirus di media online seperti Ibarakinews, NHKWorld, TsukubaInfo, JapanTimes, dan JapanToday. Jadi ingat kata-kata Pak Dahlan Iskan di website beliau yang intinya kita semua ini sekarang udah jadi “ahli” virus. Sudah, cukup! Mau gimana lagi. Penginnya sih enggak kepo. Penginnya ya stop baca apa pun terkait corona. Toh, “zamannya” SARS, MERS, ZIKA, dan EBola, aku nggak segininya. Tapi entah sekarang kok sebaliknya. Kalau enggak baca sehari aja rasanya kok ya penasaran. Jujur aja sebenarnya aku pun berpikir bahwa dengan mengikuti perkembangan kita jadi tahu harus gimana dan jadi ngeuh seperti apa kondisi sekarang. Di Prefektur Ibaraki misalnya, total kasus udah lebih dari 100. Nah, lhoh. Huft….
Makanya, jika Maret awal, aku masih “bandel” alias beranii pergi-pergi yang mayan jauuhh selama syarat dan ketentuan berlaku, maka sekarang bedaa. Meski salah satu tujuan kami di sini adalah mengeksplor berbagai macam tempat (mumpung ada kesempatan), tapi tetap saja kalau kondisi udah seperti ini enggak mungkinlah nekatt. Tohh, masalah jalan-jalan bisa kapan-kapan. Untuk saat ini, yang penting kondisi di seluruh dunia pulih dulu. Aamiin Ya Rabb.
Bersyukurrr bangett karena berkegiatan di luar rumah, selama sendirian, untuk olahraga masih diperbolehkan. Jadi yaweslah ya, aku manfaatin aja hari-hariku buat olahraga sekaligus refreshing. Murah meriah pulaa. Tanpa biayaa. Alhamdulillah.
Berbeda dengan suami yang fokus olahraga (tanpa embel-embel dikit-dikit cekrak cekrek di jalann apalagi selfi-selfi sendiri), aku sebaliknya. Merasa rugi banget kalau enggak foto-foto secara di sini hanya sementara.
Seperti ini hasilnyaa, plus keterangannya masing-masing. Di postingan ini, aku hanya berbagi hasil eksploreku dari tanggal 1 sampai dengan 7 April. Yang lain, menyusul.







Alhamdulillah, nikmat Allah mana yang kamu dustakan, Mi? Nikmati yang masih bisa dinikmati sembari terus berdoa dan menjaga kesehatan. Aamiin.