Udah mulai banyak yang mengeluh stres di rumah aja. Enggak sedikit juga yang mulai cerita kalau “kewarasannya” mulai memudar seiring dengan berjalannya waktu. Makin banyak yang bertanya, “Kapan ini semua berakhir? Kapan bisa normal lagi?” Yeahh, ketahuilah kalau pikiran terbersit seperti itu sebenarnya NORMAL. Banyak temannya, wkwkwk. Yaahh, yang penting enggak 24 jam aja seperti itu dan enggak melampiaskan kekesalan ke orang lain.
Kalau di sini, Tsukuba, sejujurnya orang-orang masih bisa beraktivitas untuk URUSAN PENTING. Apa aja? Misalnya:
- Belanja, yang kalau enggak dilakukan bisa kelaparan, no panic buying, belanjalah sesuai kebutuhan.
- Ke dokter misal untuk imunisasi atau hal lain yang enggak bisa melalui telepon
- Kerja yang enggak bisa dilakukan di rumah, misal petugas kebersihan
- Olahraga misal jogging biar tetap WARAS dan SEHAT
- Lebih lanjut bisa dilihat sendiri dari gambar di atas yang aku SS-kan dari web Kota Tsukuba.
Aku dan suami tiap hari masih jogging, gantian. Enggak cuma kami, tapi mereka juga. Yang penting sendirian/sebatang kara/soliter dan yang pasti… keep the distance. 🙂
Tapi aku juga paham kalau enggak semua tempat seperti ini. Ada yang benar-benar harus di rumah aja dalam kurun waktu tertentu. Kalau udah begitu, yang bisa kita lakukan adalah berusaha sekreatif mungkin biar enggak stres, berusaha menenangkan diri sendiri ketika udah mulai kezeell bahwa yang seperti ini enggak cuma kita, serta berusaha sadar sesadar-sadarnya bahwa ada yang jauh lebih berat saat ini yaitu tim medis dan jajarannya. Kita hanya diminta di rumah aja, “enteng” kan.
Buatku sendiri, meski masih bisa jogging, tapi kan hampir seluruh waktu ada di rumah. Meski sebagai remote worker dan ibu, ngendon di rumah aja bukanlah hal baru selama ada quota (untuk kerja kok xixixi), tapi tetap bedaaa. Duluuu, sifatnya masih bisa pergi sesuka hati tanpa harus was-was. Sekarang? Sebaliknya. Ini semua pengaruh. Dulu biar pun hampir seharian di rumah, tapi ketika ingin pergi untuk refreshing atau sekadar bersosialisasi biar enggak ansos, ya udah pergi aja. Sekarang? BIG NO. Wow banget deh. Jadi, intinya ya harus menjaga kewarasan dengan berbagai macam cara, selain juga berdoa tentunya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Aku “mengobrol” dengan diriku sendiri. Kukatakan bahwa meski di rumah aja, tapi sejatinya aku masih bisa “traveling” dengan cara yang berbeda, misalnya:
- Menulis semua kegiatan traveling yang pernah aku lalui. Itu sebabnya, aku menciptakan blog ini. Dengan begini, setidaknya ada rekamanlah ya sekaligus pengingat bahwa aku pernah ke mana-mana sebelum cuma ngendon di dormi aja paling banter ke taman buat olahraga karena sedang ada corona.
- Baca buku bertema traveling, utamanya yang baru dan yang antimainstream, biar bisa diresensi.
- Lihat foto-foto dan video-video ketika traveling. Di sini aku semacam merasa bersyukur karena ketika pergi ke mana pun, salah satu hobiku dikit-dikit ngerekam dan memfoto. Mungkin kelihatannya enggak penting ya, tapi ternyata sangat bermanfaat di masa seperti ini. LOL.
- Upload foto traveling di media sosial. Kalau aku plus aku kasih tema, sih. Misal, upload di IG tentang stasiun, bus, locker, ume, dan sakura yang ada di sini.
Mungkin caraku ini sangat sederhana, tapi sejauh ini sungguh sangat bisa membantuku menjaga mood yang ujung-ujungnya bisa meningkatkan imun dan… keWARASan. Kita saling mendoakan ya, Temans. Aamiin.